Thursday, April 3, 2008
Nutrisi Cukup, Anak pun Sehat dan Bahagia
Bagaimana orangtua merespon kebutuhan ini? Perlu pengetahuan dan keterampilan orangtua agar anak tumbuh dan berkembang dengan sehat dan bahagia.
Anak yang bahagia, ujar, dr Tinuk Agung Meilany dari RSAB Harapan Kita, adalah anak yang bisa bernyanyi, tertawa, bebas berekspresi, serta tumbuh wajar sesuai kebutuhan dan minatnya. Menurutnya, untuk menjadi anak yang bahagia dan merasa puas pada dirinya sendiri perlu rangsangan yang cukup. Rangsangan ini akan diterima dengan optimal bila tubuh sehat dan hal ini perlu didukung nutrisi yang cukup dan seimbang.
Anak yang sehat, antara lain ditandai dengan aktif, ceria, memiliki selera makan yang baik, serta bisa bermain dan belajar. Berat badan naik setiap bulan dan perkembangan anak sesuai dengan usianya. Tinuk menyebut, agar seorang anak mampu menerima rangsangan dengan optimal, kebutuhan nutrisi atau zat gizi anak harus sejajar dengan pertumbuhan, aktivitas fisik, ukuran badan, energi yang dikeluarkan dan fase sakit.
"Keseimbangan zat gizi yang dikandung dalam komposisi, macam, maupun jumlahnya, harus sesuai dengan kebutuhan menurut berat badan ideal," katanya.
Empat Golongan
Ada empat golongan makanan yang harus terdapat pada makanan anak sehari-hari. Keempat golongan itu adalah: makanan pokok, da ging dan telur, sayur dan buah, serta susu. Makanan pokok merupakan sumber karbohidrat, protein nabati, mineral serat, dan vitamin B. Daging dan telur mengandung protein, zat besi, vitamin A dan B. Dari sayur dan buah, kata Tinuk, diperoleh vitamin E, provitamin, serat. Sedangkan dari susu, anak akan mendapatkan berbagai zat gizi, antara lain kalsium, fosfor, vitamin A, B, dan D.
Selain keempat golongan makanan itu, anak juga memerlukan makanan tambahan yang kaya gizi. Menurut Tinuk, orangtua hendaknya mengatur jadwal makan anak. Artinya, orangtua jangan menunggu anaknya meminta makan. Namun tidak mudah membuat anak patuh terhadap jadwal makan yang sudah ditetapkan. Untuk mengatasi hal ini, perlu diciptakan suasana makan yang menyenangkan. Agar suasana menyenangkan, dari sisi fisik yang perlu diperhatikan adalah jadwal makan teratur, serta makanan tambahan diberikan dua jam sebelum atau sesudah makan. Peralatan makan seperti sendok dan gelas disesuaikan dengan anak. Demikian juga dengan meja dan kursi makan.
Di samping itu, emosi sosial pun perlu diperhatikan, seperti menu baru agar anak tidak merasa bosan, tidak mendikte atau memarahi anak, serta menu berbeda setiap hari. Tak kalah penting adalah orangtua mengajak dan mendampingi anak di meja makan.
Zat Gizi
Dijelaskan, beberapa zat gizi berperan dalam kerja otak, seperti asam aspartat yang terdapat pada kacang, kentang, telur, gandum. Kolin yang terdapat pada telur, hati, kedelai. Asam glutamat terdapat pada terigu dan kentang. Fenilalanin terdapat pada kedelai, almond, telur dan daging. Triptofan terdapat pada telur, daging, susu skim, pisang, susu, keju, serta, zat gizi tirosin yang banyak terdapat pada susu, daging, ikan, dan kacang-kacangan.
"Otak memerlukan glukosa, asam amino, lemak, vitamin dan mineral, yang diperoleh dari makanan. Bila kekurangan atau kelebihan akan berdampak pada sistem saraf," kata Tinuk.
Dicontohkan, asam lemak esensial (omega oil) mempengaruhi fungsi otak berupa perilaku dan mood, kognitif, pergerakan, dan sensasi pada anak. Kekurangan asam lemak omega 3 menimbulkan masalah penglihatan, belajar, motivasi, serta motorik. Kekurangan omega 6 berdampak pada produksi neurotransmiter dan kemampuan sel saraf menggunakan glukosa. Sedangkan kekurangan zat besi menimbulkan gangguan pada selaput otak yang menyebabkan pendengaran terganggu, bicara terlambat, perilaku anak berubah dan penglihatan terganggu. Tinuk menegaskan, kecukupan gizi hendaknya dimulai dari masa kehamilan (janin).
Keterampilan
Agar anak sehat dan bahagia, gizi yang seimbang perlu didukung keterampilan orangtua menciptakan suasana supaya mental si anak pun sehat. Menurut psikolog Agustina Hendriati Psi MSc, ada lima keterampilan yang harus dimiliki orangtua agar hal itu tercapai. Pertama, orangtua mengenali ciri anak yang sehat dan bahagia. Kedua, orangtua mendorong anak mengekspresikan diri secara verbal. Ketiga, orangtua memberi kesempatan anak memilih, sambil mengajarkan anak membuat pilihan yang terbaik baginya.
Keempat, orangtua menyampaikan dan menerapkan batasan perilaku. Kelima, orangtua berjaga dan bekerja saat anak berperilaku positif.
Dikatakan, orangtua di kawasan Asia cenderung santai ketika anaknya "baik-baik" saja. Padahal, ketika itulah seharusnya orangtua harus bekerja, yakni menunjukkan penghargaan tulus dan mendorong agar si anak terus mempertahankan perilaku tersebut.
"Pada dasarnya semua orang ingin dihargai. Oleh karena itu mengembangkan anak yang sehat dan bahagia akan lebih mudah dilakukan dengan fokus pada perilaku positifnya," kata Agustina.
Lebih jauh dikatakan, orangtua hendaknya menunjukkan atau menyampaikan harapannya yang realistis terhadap perilaku anak. Tidak hanya itu, orangtua juga harus menerapkan batasan perilaku mana yang dapat diterima dan yang tidak. Semakin dini orangtua memberlakukan hal ini dan konsisten, semakin mudah terlihat hasilnya.
Globalisasi berdampak pada perkembangan anak dan hubungan antara orangtua dan anak. Ada banyak rangsangan di dalam dan luar rumah yang diterima anak, misalnya, melalui televisi, radio, media cetak dan internet. Oleh karena itu, ujarnya, sangat baik jika sejak anak masih kecil, orangtua terbiasa menunjukkan adanya pilihan dan menjelaskan alasan dibalik keputusan yang dibuat orangtua.
Agustina menambahkan, orangtua juga perlu mendorong anak berekspresi secara verbal (berbicara), sekalipun anak bisa bereskpresi secara nonverbal, seperti menangis atau menunjuk. Orangtua yang terlalu sering mengatakan jangan atau tidak, akan menghambat ekspresi anak. (N-4)
Sumber: http://www.suarapembaruan.com/
Wednesday, April 2, 2008
Feeding Broiler Breeder Males. 4. Deficient Feed Allocation Reduces Fertility and Broiler Progeny Body Weight
adapted Poultry Science Association
Male broiler breeder fowl display high levels of aggression toward females
Occurrence of giant myofibres according to muscle type, pre- or post-rigor state and genetic background in turkeys
Occurrence of giant myofibres according to muscle type, pre- or post-rigor state and genetic background in turkeys
What is sugar?
Sucrose is actually two simpler sugars stuck together: fructose and glucose. In recipes, a little bit of acid (for example, some lemon juice or cream of tartar) will cause sucrose to break down into these two components.
If you look closely at dry sugar, you’ll notice it comes in little cubelike shapes. These are sugar crystals, orderly arrangements of sucrose molecules.
Buying Meat in Quantity
How much meat you should buy at any one time depends, of course, on your food budget, the amount of storage space in your refrigerator or freezer, and how much your household will consume.
There are two ways to buy meat in quantity. You can purchase multiple retail packages of meats, or you can purchase carcasses, sides, or wholesale cuts of meat.
In determining whether or not you can save money by buying carcasses or wholesale cuts of meat over what it would cost to buy retail cuts, you will have to take into account several factors: the yield of meat you will get from the carcass or wholesale cut; the quality of the meat; and the costs of cutting, wrapping, and quick-freezing. When buying bulk meat, you should find out whether these costs are included in the price per pound, or if you'll have to pay additional for these services.
If you're thinking of buying a pork carcass or side, you'll want to get it from an establishment that is equipped to cure the bacon, hams, and other cuts that you may not want to use fresh. If you cannot obtain this service, you would probably find it better to buy retail cuts or the wholesale cuts such as shoulders, loins, and hams.
Using USDA Yield Grades: The yield of usable meat from a carcass or wholesale cut can vary greatly - regardless of the grade. This variation is caused, primarily, by differences in the amount of fat on the outside of the carcass. USDA has grades to measure this yield. Yield Grade 1 denotes the highest ratio of lean to fat, and Yield Grade 5 the lowest yield ratio.
Cutting, Wrapping, and Freezing: For large meat purchases, it is usually best to get the freezing done by an establishment properly equipped to do the job. Quick freezing causes less damage to the meat fibers. Slower freezing causes more of the cells to rupture, due to formation of large ice crystals, so that more meat juices are lost when the meat is thawed.
Proper wrapping of meat for the freezer is as important as proper storage. Use a moisture-vapor-proof wrap such as heavy aluminum foil, heavily waxed freezer paper, etc. Wrap the meat closely, eliminating all air if possible. Double thicknesses of waxed paper should be placed between chops and steaks to prevent their sticking together. Seal the packages well and mark them with the date. The rule in using frozen meat should be "first in, first out."
Improperly wrapped packages will allow air to enter and draw moisture from the meat, resulting in "freezer burn" or meat which is dry and less flavorful.
adapted from http://www.ams.usda.gov